Selasa, 14 Agustus 2012

"KIsah Usang' Coffee Reggae Stone


 “Kisah Usang sampai tetek bengeknya dalam (Coffee Reggae Stone)
Mengenai kisah usang, banyak pemerhati musik bilang kalau musik itu harus punya aura positif yang sifatnya memberikan energi baru untuk selalu lebih baik. Tapi di album kisah usang ini kami hanya membentuk ruang imaji baru yang sudah basi. moment yang tidak bisa dipisahkan oleh kejadian yang dialami, sekarang jamannya kata “galau” banyak dipakai untuk program kepentingan segmentasi, semisal pada program radio. Mereka memberikan aura negatif kepada khalayak (pendengar) dan kata “galau’” tadi menjadi nilai jual. kisah usang ini memberikan suatu yang lampau, tidak terpakai, bahkan lirik tersebut masih berada dalam laci-laci yang harus dikeluarkan. Sama halnya dengan program radio tadi, kami memberikan keutuhan lagu dalam proses pengkaryaan CRS dengan tema reggae tak mesti pantai, giting, politik, dan eksistensi.  kami sesuaikan dengan iklim kami di Cicalengka, dengan kehidupan yang bersahaja meski memang Reggae adalah bisa dibilang musik sub culture, counter kultur atau apalah namanya. Memang benar apa yang dikatakan mas Rudi dari tabloid Reggae Indonesia bahwa ada sebuah tagline yang berbunyi “me- Reggaekan masyarakat Indonesia” kalau tidak salah, jadi menurut kami, pernyataaan tersebut belum bisa kami jadikan pedoman. Bentuk-bentuk idealisme dalam budaya musik orang lain yaitu ‘Reggae” tidak bisa diaplikasikan di negara kita Indonesia. Kami hanya sebagai penikmat dalam perjuangan hidup kami, bukan sebagai bentuk revolusi dalam kemaslahatan berpolitik ,rasisme dan sebagainya.  tapi toh ada juga kawan-kawan sejenis lain yang menyukai musik reggae dan berkecimpung dalam dunia politik, realisme sosial, bintang merah dan sebagainya itu sah-sah saja. Kami sebagai komunal dalam peradaban kecil, kawan-kawan komunitas berusaha untuk menghibur diri, mengapresiasikannya melalui berkarya lewat musik. Embel-embel mengenai hal-hal yang memabukan justru bagi kami adalah hal yang wajar, karena memang dosa manusia itu mencari kebahagiaan yang secuil (Stimulate your mind), tergantung dari individu masing-masing yang mempresepsikannya. “tapi awas kami hanya punya suatu pernyatan yang kami pegang, bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.  terimakasih